Rabu, 01 Mei 2013

MENJEMPUT PERTOLONGAN ALLAH



MENJEMPUT PERTOLONGAN ALLAH

Oleh : Supriyanto, S.Pd*

Sudah menjadi sunnatullah bahwa tidak selamanya kita terus berada di zona nyaman. Tidak selamanya kita dalam kondisi serba mudah, serba enak, serba santai, serba damai, aman dan sejahtera. Roda kehidupan akan terus berputar. Ada kalanya mudah ada kalanya sulit, ada masanya lapang dan ada masanya sempit. 

Kehidupan ini memang penuh warna. Situasi bisa silih berganti, kapan saja Allah SWT menghendaki. Jika Allah menghendaki untuk menguji kita dengan berbagai cobaan dan musibah, kesempitan dan kesulitan, maka tak ada satupun kekuatan yang mampu menghalanginya.

Justru di saat-saat kesulitan menghadang, badai cobaan dan musibah menerpa kita, saat itulah kita harus semakin mendekat kepada-Nya. Dialah yang membuat semua situasisulit itu. Justru disaat-saat sulit itulah selayaknya kita terus berjuang untuk mencari jalan keluar seraya terus memohon pertolongan Allah SWT. Karena disaat-saat seperti itulah kita memang akan sangat merindukan datangnya pertolongan Allah SWT. Berikut ini ada beberapa kiat agar pertolongan Allah SWT segera menghampiri kita.

Kiat-kiat untuk mendapatkan pertolongan Allah SWT :

1.        Meningkatkan Ketaqwaan Kepada Allah SWT
Kiat pertama adalah dengan meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dengan sepenuh keyakinan. Keyakinan kita bahwa semua yang menimpa kita adalah semata-mata kehendak Allah SWT hendaknya membawa kita untuk semakin mendakatkan diri kita kepada Allah SWT dan meningkatkan ketaqwaan kita kepada-Nya.  Karena Allah SWT telah menjanjikan kepada orang-orang yang bertaqwa akan diberikan pertolongan-Nya berupa jalan keluar dari kesulitan yang dihadapinya.

Allah SWT berfirman :

“Barangsiapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar.” (Qs. Ath-Thalaq : 2)

Dan bahwa orang-orang yang bertakwa kepada Allah, tidak saja diberi dan dimudahkan jalan keluar dari kesulitan yang dihadapinya, tetapi ia diberikan pula rezeki oleh Allah SWT dari arah yang tiada disangka-sangkanya, yang belum pernah terlintas dalam pikirannya.

Selanjutnya Allah SWT menyerukan supaya mereka itu bertawakkal kepada-Nya, karena mencukupkan keperluannya mensukseskan urusannya. Bertawakkal kepada Allah, artinya berserah diri kepada-Nya, menyerahkan sepenuhnya kepada Allah keberhasilan usahanya. Setelah ia berusaha dan memantapkan satu ikhtiar barulah ia bertawakkal. Bukanlah tawakal namanya apabila seorang menyerahkan keadaannya kepada Allah tanpa ada usaha dan ikhtiar.

Berusaha dan berikhtiar dahulu baru bertawakal menyerahkan diri kepada Allah. Pernah terjadi seorang Arab Badwi berkunjung kepada Nabi di Madinah dengan mengendarai unta. Setelah Arab itu sampai ke tempat yang dituju, ia turun dari untanya lalu masuk menemui Nabi SAW, Nabi bertanya: "Apakah unta sudah ditambatkan?" Badwi itu menjawab: Tidak! Saya melepaskan begitu saja, dan saya bertawakal kepada Allah".

Nabi SAW. bersabda:

أعقلها وتوكل

“Tambatkan dulu untamu itu, baru bertawakal.”

Allah SWT akan melaksanakan dan menyempurnakan urusan orang yang bertawakkal kepada-Nya sesuai dengan kodrat iradat-Nya, pada waktu yang telah ditetapkan sebagaimana dijelaskan oleh Allah dalam ayat ini.



وَكُلُّ شَيْءٍ عِنْدَهُ بِمِقْدَارٍ 

Artinya:
“Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya.” (Q.S Ar Ra'd: 8)

2.        Mendekatkan Diri Kepada Allah SWT
Kiat kedua adalah dengan mendekatkan diri kita kepada Allah SWT. Mendekat kepada-Nya dengan memperbanyak amal ibadah dan amal shalih kita, baik yang wajib maupun yang sunnah agar kita bisa meraih cinta-Nya. Karena kalau Cinta-Nya sudah kita dapatkan maka pertolongan  Allah SWT akan segera tiba.

Rasulullah SAW bersabda :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: إِنَّ اللهَ تَعَالَى قَالَ: مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُهُ عَلَيْهِ، وَلاَ يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا، وَلَئِنْ سَأَلَنِي لأُعْطِيَنَّهُ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِي لأُعِيْذَنَّهُ
[رواه البخاري]
Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anh, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam “Sesungguhnya Allah ta’ala telah berfirman: ‘Siapa yang memusuhi wali-Ku, maka sesungguhnya Aku menyatakan perang terhadapnya. Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri (taqarrub) kepada-Ku dengan suatu (perbuatan) yang Aku sukai seperti bila ia melakukan yang fardhu yang Aku perintahkan kepadanya. Dan hamba-Ku yang senantiasa mendekatkan diri (bertaqarrub) kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah maka Aku akan mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, maka jadilah Aku sebagai pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, sebagai penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, sebagai tangannya yang ia gunakan untuk memegang, sebagai kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia memohon sesuatu kepada-Ku, pasti Aku mengabulkannya dan jika ia memohon perlindungan, pasti akan Aku berikan kepadanya."  [HR Bukhari]

Kalimat, “Jika ia memohon sesuatu kepada-Ku, pasti Aku mengabulkannya dan jika ia memohon perlindungan, pasti akan Aku berikan kepadanya” menunjukkan bahwa seseorang yang telah menjadi golongan yang dicintai Allah, maka permohonan kepada Allah tidak akan terintangi dan Allah akan memberikan perlindungan kepadanya dari siapa saja yang menakutinya. Allah Maha Kuasa untuk memberikan sesuatu kepadanya sebelum ia memintanya dan memberi perlindungan sebelum ia memohon. Akan tetapi Allah senantiasa mendekat kepada hamba-Nya dengan memberi sesuatu kepada orang-orang yang meminta dan melindungi orang-orang yang meminta perlindungan.

3.        Menolong Agama Allah SWT
Kiat ketiga jika kita termasuk orang yang merindukan datangnya  pertolongan Allah SWT kepada kita adalah dengan menolong agama Allah SWT. 

Allah SWT berfirman :

   “Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (Qs.Muhammad 47:7)

Ayat ini merupakan perintah Allah kepada kaum mukmin agar mereka menolong agama-Nya, berdakwah kepada-Nya, dan berjihad melawan musuh-musuh-Nya dengan mengharapkan keridhaan-Nya. Jika mereka melakukan hal itu, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala akan menolong mereka dan meneguhkan mereka, yakni menguatkan mereka dengan kesabaran , ketenangan, dan keteguhan serta membuat badan mereka dapat bersabar di atasnya serta menolong mereka terhadap musuh mereka. 

Ini adalah janji dari Allah Yang Maha Pemurah yang benar janji-Nya, bahwa barang siapa yang menolong agama-Nya baik dengan ucapan maupun perbuatan, maka Dia akan menolongnya, memudahkan sebab-sebab pertolongan, seperti keteguhan dan sebagainya.

4.        Berjihad di Jalan Allah SWT
 Kiat keempat jika kita menginginkan untuk mendapatkan pertolongan Allah SWT adalah dengan melakukan jihad fi sabilillah.

Allah SWT berfirman :

"Dan orang-orang yang berjihad pada jalan Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al Ankabut: 69)

Imam Al-Hasan bin Abil Hasan berkata, "Ayat ini tentang para ahli ibadah." Ibnu 'Abbas dan Ibrahim bin Adham berkata, "Dia itu berkaitan dengan orang-orang yang mengamalkan apa yang mereka ketahui.

Abu Sulaiman al Daarani berkata, "Jihad pada ayat tersebut bukan memerangi orang kafir saja, tetapi maksudnya menolong agama Allah, membantah para pengingkar, melawan orang dzalim, dan yang paling besar adalah menegakkan amar ma'ruf dan nahi munkar. Di antaranya juga menjihadi (menundukkan) jiwa untuk taat kepada Allah.

Ibnul Qayim rahimahullah menyebutkan dalam kitabnya Zaadul Ma'ad  begitu juga Ibnul hajar dalam Fathul Baari, macam-macam jihad. Mereka menyebutkan bahwa kata jihad mencakup jihad terhadap nafsu, syetan, orang fasik dan orang kafir. 

Pertama, jihad melawan hawa nafsu. Terdiri dari empat tingkatan;

  1. Menundukkan hawa nafsu untuk mempelajari petunjuk.
  2. Menundukkannya untuk mengamalkan petunjuk setelah mengetahuinya.
  3. Menundukkannya untuk mendakwahkan petunjuk. Jika tidak, maka ia termasuk orang yang menyembunyikan apa yang diturunkan Allah.
  4. Menundukkannya untuk sabar menghadapi kesulitan dakwah dan menerima hal itu semua karena Allah.

 Apabila seseorang mampu melaksanakan empat hal di atas, maka dia termasuk ke dalam golongan Rabbaniyyin. Karena para ulama salaf bahwa orang yang berilmu tidak bisa menjadi figur yang rabbani sampai ia mengerti kebenaran, mengamalkannya, dan mengajarkannya.

Kedua, jihad melawan syetan. Ini terdiri dari dua macam: 1) Menghilangkan syubuhat (keraguan) yang dihembuskan oleh syetan, dengan keyakinan. 2) Menghilangkan syahwat (kesenangan) yang dihembuskan oleh syetan, dengan bekal kesabaran.

Ketiga, jihad melawan orang kafir dan orang munafik. Terdiri dari empat tingkatan: Dengan hati, lisan, harta, dan jiwa.  Dan jihad melawan orang kafir lebih khusus dilakukan dengan tangan (kekuaan fisik). Sedangkan jihad melawan orang munafik lebih khusus dilakukan dengan lisan.

Keempat, jihad melawan pelaku kedzaliman, kemungkaran, dan bid’ah.  Terdiri dari tiga tingkatan: Dengan tangan, jika mampu. Namun bila tidak mampu, maka dengan lisan. Jika tidak mampu dengan lisan, baru  boleh dengan hati.

5.        Menolong Orang Lain
Kiat kelima jika kita termasuk orang yang mengharapkan datangnya  pertolongan Allah SWT kepada kita adalah dengan menolong orang lain yang sedang dalam kesulitan. 

Islam bukanlah agama individualis. Islam justru menunjukkan jiwa sosialnya yang tinggi dalam sebagian besar ajarannya. Termasuk saat kita terjepit dalam berbagai kesulitan, justru solusinya adalah dengan menolong orang lain yang juga kesulitan.

Rasulullah SAW bersabda :
“Barangsiapa ingin agar do’anya terkabulkan dan kesulitannya teratasi hendaklah dia menolong orang yang dalam kesempitan.” (HR.Ahmad)


_____________________________________________________________

* Penulis adalah Direktur Lambaga Pendidikan Islam At-Taqwa Gresik dan Guru IPS SMP Negeri 40 Surabaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar