SABAR MENGHADAPI COBAAN
Oleh : Supriyanto, S.Pd
Dalam kehidupan yang kita jalani ini, adanya
berbagai cobaan, ujian, ataupun musibah adalah sesuatu yang lumrah. Seringkali
kita melihat, mendengar, membaca beritanya atau bahkan mengalaminya sendiri.
Berbagai macam cobaan dan musibah silih berganti kita alami. Setiap kita
mengalaminya. Setiap kita pasti pernah merasakannya.
Sakit yang kita derita adalah musibah. Kehilangan
salah satu anggota keluarga tercinta adalah musibah. Kehilangan pekerjaan
adalah musibah. Fitnah yang ditujukan kepada kita juga musibah. Itu semua
adalah sedikit contoh dari berbagai macam musibah yang mungkin pernah, sedang
atau akan menimpa kehidupan pribadi dari setiap kita.
Banjir bandang, tanah longsor, gunung meletus, kapal
tenggelam, kereta tabrakan, kecelakaan lalu lintas adalah beberapa diantara
contoh musibah yang kita rasakan secara bersama-sama, secara massal. Kebakaran
yang melanda suatu kampung atau pemukiman, kebakaran stand-stand pasar atau
gempa bumi dan tsunami adalah contoh lain musibah besar yang melanda tidak
hanya satu orang. Tidak hanya menimpa satu keluarga saja. Tapi menimpa orang
banyak. Menimpa masyarakat. Menimpa suatu bangsa.
Sungguh, semua itu bisa saja menimpa kita. Kapan
saja Allah menghendakinya. Karena memang dengan berbagai musibah itulah Allah
SWT hendak menunjukkan kebaikan-Nya kepada kita. Karena dengan berbagai cobaan
itulah Allah SWT berkenan mengampuni dosa-dosa kita yang barangkali tidak cukup
jika dihapus dengan istighfar saja. Karena dengan berbagai musibah itulah Allah
SWT hendak menguji ketinggian tingkat keimanan kita.
Allah SWT berfirman
dalam ayat-ayat-Nya yang mulia :
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, Padahal belum
datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu?
mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan
bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman
bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah,
Sesungguhnya pertolongan Allah itu Amat dekat.” (Qs. Al-Baqarah : 214)
Rasulullah SAW dalam sebuah hadits memberikan
hiburan dan nasehat bahwa kemantapan hati akan dirasakan oleh orang mukmin.
Beliau SAW bersabda: “Sesungguhnya manusia yang paling berat cobaannya adalah
para nabi, kemudian orang yang mengikutinya, kemudian orang yang mengikuti
mereka, kemudian orang yang mengikuti mereka.”
Dalam kitab Minhajul Qasidin, Ibnu Qudamah mencatat
hadits yang lain, yang diriwayatkan secara shahih oleh Imam Bukhary, Rasulullah
SAW bersabda :
“Barangsiapa
yang Allah menghendaki kebaikan pada dirinya, Maka Allah akan menimpakan
musibah kepadanya.”(HR. Bukhary)
Syeikh Abdurrahman Ibnul Jauzy dalam
kitabnya, Wa Basysyrish Shabirin menulis sebuah hadits yang diriwayatkan oleh
Imam Muslim, Ahmad dan Ad-Darimi :
“Dari
Shuhaib ia berkata, “Pada suatu waktu Rasulullah duduk bersama
sahabat-sahabatnya, tiba-tiba beliau tersenyum. Maka beliau bersabda, “Tidakkah
kalian bertanya kepadaku, sebab apa aku tersenyum?” Mereka bertanya,”Ya
Rasulullah, Sebab apa engkau tersenyum?”. Beliau bersabda,”Aku heran mengenai
perkara orang mukmin. Sesungguhnya perkara orang mukmin itu seluruhnya baik.
Bila ia bertemu dengan sesuatu yang ia senangi lalu ia memuji Allah, dengan
begini adalah baik baginya. Dan bila bertemu pada apa yang ia benci lalu
berlaku sabar, maka dengan begini adalah baik juga baginya. Dan tidak ada
peraturan bahwa semua urusan seseorang itu serba baik kecuali bagi orang mukmin
belaka.” (HR. Muslim, Ahmad dan Ad-Darimi)
Oleh karena semua musibah yang
menimpa kita itu adalah sebuah kebaikan disisi Allah, maka tidak ada pilihan
lain bagi kita kecuali menerimanya dengan sabar, tabah dan tawakkal serta
senantiasa memohon pertolongan-Nya. Karena sesungguhnya dibalik kesabaran kita
menanggung musibah dan cobaan itu ada
pahala yang besar serta dihapuskannya dosa-dosa kita.
Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah
ada musibah yang menimpa orang muslim melainkan Allah menghapus dosanya dengan
musibah itu, termasuk duri yang menusuknya.” (HR.Bukhary dan Muslim)
Dalam hadits yang lain beliau
bersabda, “Tidaklah orang muslim ditimpa sakit, kelelahan, kekhawatiran,
kesedihan, gangguan dan kesusahan, termasuk pula duri yang menusuknya,
melainkan Allah menghapus sebagian dari kesalahan-kesalahannya.” (HR.Bukhary
dan Muslim)
Dalam hadits yang lain lagi
disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, ”Cobaan senantiasa menimpa orang
mukmin laki-laki ataupun wanita, pada badannya, hartanya dan anaknya, hingga ia
bersua dengan Allah sedang satu kesalahanpun tidak ada pada dirinya.” (HR.At-Tirmidzi,
Ahmad, Ibnu Hibban, Al-Hakim dan
Al-Bazzar)
Kalau demikian besar kebaikan dan
manfaat dari adanya musibah dan cobaan yang menimpa kita, maka sudah
sepantasnya kita malah berterima kasih kepada orang yang menimpakan musibah,
cobaan dan fitnah kepada kita itu. Karena lantaran ulahnya, kita malah
mendapatkan banyak kebaikan dari Allah SWT. Tidak perlu kita marah-marah
ataupun berusaha membalasnya. Biarlah Allah dan bala tentara-Nya yang akan
mengurus mereka.
Rasulullah SAW bersabda,
“Sesungguhnya besarnya pahala itu seimbang dengan besarnya cobaan. Sesungguhnya
Allah bila mencintai suatu kaum, maka dia menguji mereka dengan cobaan-cobaan.
Maka siapa saja yang merasa ridha, maka ia memperoleh ridha Allah, dan siapa
yang bersikap memarahi, maka ia memperoleh kemarahan Allah.” (HR.At-Tirmidzi)
Semoga
kita semua termasuk orang-orang yang sabar dalam menghadapi cobaan dan berbagai
musibah hingga mendapatkan berkah yang sempurna dan rahmat Allah SWT serta
petunjuk-Nya.
“(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka
mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun". Mereka Itulah
yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka
Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Qs.Al-Baqarah : 156-157)
__________________________________________________________
Tidak ada komentar:
Posting Komentar